Halaman

Sabtu, 10 Maret 2012

Konflik dan Cara Mengatasinya

Konflik merupakan suatu kondisi, baik dalam internal individu atau pun dalam lingkungan sosial, di mana terdapat dua hal yang bertentangan atau berlawanan dalam waktu yang bersamaan
Konflik pasti akan muncul. Respon kita terhadap konflik itu yang akan menentukan akibatnya. Apakah konflik itu menyebabkan hubungan akan rusak atau justru membuat kita semakin dewasa
Jenis- Jenis Konflik
1.    Konflik Internal
suatu keadaan dimana terdapatnya dua macam dorongan dalam diri individu yang berlawanan atau bertentangan satu sama lain, dan tidak mungkin dipenuhi dalam waktu yang sama.
Macam-macam konflik internal
    approach-approach conflict
seorang siswa yang juga seorang atlet harus memilih antara mengikuti ujian akhir semester dengan mengikuti kejuaraan olah raga
    approach-avoidance conflict
seorang ibu yang ingin mengizinkan anaknya untuk bisa ikut kegiatan karyawisata bersama teman sekolahnya, tetapi disisi lain ia takut kalau anaknya mendapatkan kecelakaan di jalan
    avoidance-avoidance conflict
seorang siswa yang melakukan pencurian, yaitu ia harus dihukum dengan masuk penjara sementara di sisi lain ia juga malu oleh semua teman-temannya di sekolah

2.    Konflik Sosial
Konflik sosial ini merupakan bagian dari sesuatu kehidupan  di masyarakat yang  kadang-kadang tidak dapat dihindari.
Macam-macam konflik sosial
    Konflik antara individu dengan masyarakat/lingkungan.
(Contoh: konflik antara pemerintah daerah dan masyarakat dalam pengaturan penggunaan air dari sumber mata air)
    Konflik antara nilai-nilai dan tingkah laku diantara dua kelompok sosial atau lebih.
(Contoh: konflik antara orang kulit putih dan orang kulit hitam di Amerika; diskriminasi ras terhadap orang kulit hitam)

Faktor Penyebab Konflik
    Perbedaan individu, yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan.
    Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang berbeda.
    Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok.
    Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat.

“MENGATASI KONFLIK”
Baik tidaknya penyelesaian masalah yang digunakan tergantung beberapa kondisi yang ditemui. Ada beberapa pilihan dalam mengatasi konflik diantaranya:
a.    Menghindar
Ada kalanya lebih baik menghindar bila masalahnya tidak penting, kondisi psikologis sangat emosional, dan tidak akan timbul akibat yang lebih buruk bila konflik itu diteruskan.
b.    Akomodasi
Tujuan dari cara ini adalah hubungan yang harmonis dengan menempatkan kebutuhan dan pendapat orang lain di atas pendapat kita. Hal ini paling baik digunakan saat masalah tersebut tidak terlalu penting dan ingin di masa depan yang diinginkan lebih diperhatikan orang tersebut.
c.    Memaksa
Agar kemauan kita terpenuhi meski mengorbankan orang lain, kadang-kadang bisa menjadi pilihan yang baik dalam menyelesaikan masalah.
d.    Kompromi
Cara ini membutuhkan pengorbanan dari kedua belah pihak. Sangat tepat bila digunakan pada saat kita berada pada posisi yang sejajar dengan pihak lain, dan dibutuhkan solusi yang segera sementara masalahnya sangat kompleks.
e.    Kolaborasi
Ini adalah penyelesaian masalah “menang-menang”. Semua pihak berusaha untuk dapat memenuhi semua kebutuhan orang yang berkonflik. Ini dapat dilakukan bila keduanya terbuka dan jujur, mendengar dengan baik sehingga mengerti perbedaan masing-masing, serta mengungkap berbagai alternatif solusi yang menguntungkan semuanya. Menggunakan ini bila tidak terkait dengan batas waktu penyelesaian dan masalahnya sangat penting sehingga tidak dapat dikompromikan.

KULIAH? KERJA? ATAU MENIKAH?

Setelah Lulus dari SMA, apa yang akan kalian lakukan??
Tentu pertanyaan itu pastinya bikin kalian bingung....  tapi jangan kuatir kalau kalian sudah mempersiapkannya dari sekarang, saat lulus dari SMA nanti kalian dijamin ga akan bingung lagi....
Nah persiapan apa aja yang perlu kalian lakukan? Baca informasi ini ya...

 KULIAH
Jika setelah lulus SMA kalian ingin melanjutkan sekolah ke Perguruan Tinggi (PT) ada banyak hal yang kalian perlu persiapkan dari sekarang. Dari mulai informasi mengenai beragam bentuk seleksi untuk masuk Perguruan Tinggi, Bentuk-bentuk PT, cara memilih jurusan dan informasi lainnya mengenai PT.

STATUS PERGURUAN TINGGI DI INDONESIA
Status Perguruan Tinggi di Indonesia dibagi ke dalam dua kelompok besar, yaitu:
1.    Perguruan Tinggi Negeri (PTN)
Status ini diberikan oleh pemerintah dengan prasyarat tertentu yang mendapat subsidi dana pendidikan dari pemerintah dan juga dikelola dan diawasi oleh pemerintah, walaupun sekarang pengelolaannya mulai ada yang dikelola sendiri yang disebut dengan BHMN (Badan Hukum Milik Negara)
2.    Perguruan Tinggi Swasta (PTS)
Perguruan Tinggi yang didirikan oleh seseorang atau lembaga-lembaga swasta atau yayasan yang mendapatkan dan mengelola dana pendidikannya secara mandiri. PTS dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu:
a.    Disamakan
PTS yang dapat menyelenggarakan ujian kesarjanaan sendiri dan diakui sama dengan negeri.
b.    Diakui atau terdaftar
PTS yang belum dapat menyelenggarakan ujian kesarjanaannya sendiri, untuk itu harus bergabung dengan Perguruan Tinggi negeri atau ujian kesarjanaannya diselenggarakan oleh pemerintah dalam bentuk ujian Negara.
3.    Perguruan Tinggi Kedinasan
Perguruan tinggi yang dikelola dan dibiayai oleh Lembaga Pemerintah atau Lembaga Swasta dan setelah selesai harus bekerja pada lembaga yang membiayai. Contoh: AKMIL di Magelang, IPDN di Bandung, Sekolah Tinggi Ilmu Statistik di Jakarta, Poltek Gajah Tunggal di Tangerang, Akademi Kebidanan Rumah Sakit Cipto di Jakarta, Akademi Perawat Rumah Sakit Persahabatan di Jakarta. dll.




    BENTUK-BENTUK PERGURUAN TINGGI DI INDONESIA
Terdapat berbagai macam bentuk Perguruan Tinggi yang ada di Indonesia, bentuk-bentuk tersebut ditentukan dengan bidang keahlian atau keilmuan yang diselenggarakan oleh Perguruan Tinggi bersangkutan. Bentuk-bentuk Perguruan Tinggi yang ada di Indonesia adalah sebagai berikut:
1.    Universitas
Merupakan bentuk Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan dengan berbagai macam cabang/bidang keilmuan, setiap cabang keilmuan diwakili dalam satu fakultas, setiap fakultas terdiri dari beberapa program studi/jurusan yang akan menghasilkan tenaga yang lebih spesifik. Seperti, eksakta, bahasa, teknologi, ilmu-ilmu sosial, dll.
Contoh:
a.    Universitas Indonesia (UI) di Jakarta,
b.    Universitas Padjajaran (Unpad) di Bandung,
c.    Universitas Gadjah Mada (UGM) di Jogjakarta,
d.    Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) di Bandung,
e.    Universitas Diponegoro di Semarang,
f.    Universitas Sumatera Utara di Medan, dll.
2.    Sekolah Tinggi / Institut
Merupakan bentuk Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan dalam satu bidang/cabang keilmuan atau keahlian saja, dengan satu atau beberapa program studi yang akan menghasilkan tenaga ahli yang lebih spesifik.
Contoh:
a.    Sekolah Tinggi Kepolisian Negara; setelah lulus akan menjadi Perwira di jajaran Kepolisian Republik Indonesia,
b.    Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN); setelah lulus menjadi pegawai di jajaran Pemerintah Daerah,
c.    Sekolah Tinggi Kedokteran dengan program studi Kedokteran Umum dan Kedokteran Gigi,
d.    Sekolah Tinggi Ekonomi dengan program studi Akuntansi, Manajemen, dan Koperasi,
e.    Institut Pertanian Bogor, Institut Teknologi Bandung, Institut Kesenian Jakarta
3.    Politeknik
Merupakan bentuk Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan profesional bermacam-macam bidang keahlian dalam jangka waktu yang relatif singkat. Contoh: Politeknik Bandung (Polban) di Bandung
4.    Akademi
Merupakan bentuk Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan profesional dalam satu bidang keahlian dan dalam waktu yang singkat (kurang lebih 3 tahun) dan tidak memberikan gelar kesarjanaan.
Contoh:
a.    Akademi Analisis
b.    Akademi Farmasi
c.    Akademi Gizi
d.    Akademi Militer
e.    Akademi Perawat
f.    Akademi Kebidanan

    PROGRAM PENDIDIKAN DI PERGURUAN TINGGI
1.    DIPLOMA: D1, lama pendidikan kurang lebih 1 tahun
2.    D2, lama pendidikan kurang lebih 2 tahun
3.    D3, lama pendidikan kurang lebih 3 tahun
4.    STRATA SATU / SARJANA; lama pendidikan kurang lebih 4 tahun
5.    STRATA DUA / MAGISTER, MASTER; lama pendidikan kurang lebih 2 tahun
6.    STRATA TIGA / DOKTOR; lama pendidikan kurang lebih 1-2 tahun
7.    Untuk menempuh S3, seseorang harus memiliki gelar S2, untuk menempuh S2, seseorang harus memiliki gelar S1

    SELEKSI MASUK PERGURUAN TINGGI
Kalau dulu sering kita dengar istilah SPMB untuk tahun ini seleksi masuk perguruan tinggi negeri khususnya dikenal dengan istilah SNMPTN. Kalian pasti bertanya-tanya apa sih SNMPTN itu??? Berdasarkan hasil rapat Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia di Jakarta pada tanggal 4 November 2010, para Rektor Perguruan Tinggi Negeri di bawah koordinasi Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional menyelenggarakan seleksi calon mahasiswa baru secara nasional dalam bentuk Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). SNMPTN  merupakan satu-satunya pola seleksi yang dilaksanakan secara bersama oleh seluruh Perguruan Tinggi Negeri dalam satu sistem yang terpadu dan diselenggarakan secara serentak. SNMPTN  akan dilaksanakan melalui  (1) jalur undangan berdasarkan penjaringan prestasi akademik, dan (2) jalur ujian tertulis dan/atau keterampilan.
Catatan : Nama dan ketentuan seleksi masuk perguruan tinggi dapat berubah sewaktu-waktu tergantung kebijakan, sehingga diharapkan bagi kalian untuk selalu mencari informasi yang baru dan jangan sampai ketinggalan ya...^_ ^

    JURUS AMPUH  MENENTUKAN JURUSAN
Dalam menentukan suatu pilhan banyak hal yang harus kita perhatikan, karena dengan mengetahuinya kita akan mampu mempertimbangkan dan menyesuaikannya dengan kemampuan yang dimiliki. Adapun jurus yang dapat kita lakukan dalam menentukan pilihan yaitu :
1.    Bakat. Sebelum menentukan jurusan, ketahuilah dulu apa bakat dan minat kamu. Untuk mengetahui bakat, kita dapat mengikuti program tes bakat dan kemampuan yang ada. Daripada salah pilih jurusan, nggak ada salahnya sebelum memilih kita konsultasi terlebih dahulu.
2.    Kemampuan. Bakat dan minat saja tidak cukup tapi kita juga harus terus meningkatkan kemampuan kita. Belajar, belajar, dan jangan pernah berhenti. Perpaduan antara minat, bakat dan kemampuan yang tinggi mampu menciptakan kesempatan yang luar biasa.
3.    Financial. Selain kemampuan intelektual ada satu lagi kemampuan yang harus diperhatikan, yaitu kemampuan dana alias financial. Mencari ilmu memang harus diperjuangkan tapi jangan terlalu dipaksakan, karena semua yang dipaksakan tidak baik untuk kesehatan mata pencaharian orang tua. Jangan memaksakan kehendak kalau dana belum bisa penuh terkumpul.
4.    Jangan Malu Bertanya. Ingat pepatah mengatakan malu bertanya sesat dijalan. Jangan segan-segan untuk bertanya dan mengumpulkan informasi yang seluas-luasnya tentang jurusan apa yang hendak kamu pilih. Jika kamu mempunyai waktu yang cukup, berdiskusilah dengan senior-seniormu tentang jurusan yang akan kamu pilih.
5.    Berdo’a. Do’a memang benar-benar jadi senjata andalan orang-orang muslim. Setelah melalui tahapan-tahapan usaha yang kamu lakukan, jurus pamungkas yang kita miliki adalah menyerahkan semuanya kepada Allah. Mintalah kepada Allah yang terbaik untuk masa depanmu karena Allah Maha mengetahui apa yang terbaik untu masa depan kita.


KERJA
Selain lulus SMA mungkin ada yang malahan memilih untuk bekerja saja... tapi itu tidak mudah loh..!!!
Mencari pekerjaan di zaman sekarang ini tidak lah semudah yang kalian pikir, selain izasah yang kalian miliki keahlian yang mendukung juga sangat diperlukan sebagai salah satu syarat untuk bekerja. Lalu persiapan seperti apa yang kalian perlukan untuk dapat bekerja?
    FISIK
Jaga kesehatan, ini sangat penting karena bagaimana kalian dapat bekerja dengan baik kalau kalian dalam kondisi sakit. Maka dari itu kita harus menjaga kesehatan tubuh kita supaya pada saat kalian akan melamar pekerjaan sampai dengan saatnya kalian bekerja kalian dapat melakukannya dengan baik.
    PSIKIS
Faktor psikis tidak kalah pentingnya, selain fisik kita yang harus sehat tentu mental kita juga harus sehat. Persiapan mental yang kuat dapat mempengaruhi kinerja kita dalam bekerja. Selain itu dengan kita mempersiapkan mental yang kuat, maka kita akan siap untuk menghadapi berbagai tantangan yang muncul pada saat kita bekerja, seperti selalu bersemangat, tidak putus asa, dan bekerja keras. Adapun tantangan tersebut bisa seperti:
1.    Kegagalan ketika akan melamar pekerjaan
2.    Bos/atasan yang galak dan otoriter
3.    Konflik dengan teman kerja
4.    Pekerjaan yang banyak dan melelahkan
5.    Gaji /pendapatan
6.    dan lainnya.
    ADMINISTRATIF
1.    Izasah pendidikan terakhir
2.    Surat lamaran pekerjaan
3.    KTP
4.    Keterangan kelakuan baik dari kepolisian
5.    Surat keterangan sehat dari ahli kesehatan/dokter/puskesmas.
6.    dan lainnya.
    INFORMASI
1.    Informasi lowongan pekerjaan biasanya kita dapat melihatnya di surat kabar/ koran, internet, dll.  Ini sangat penting kita cari tahu karena dapat membantu kita dalam memperoleh informasi mengenai beragam pekerjaan yang sedang membutuhkan tenaga kerja
2.    Saudara, teman, kolega dan lainnya. Informasi mengenai pekerjaan pun tentu kita dapat memperolehnya dari siapa pun, namun kita juga perlu selalu waspada karena maraknya kasus penipuan yang mengatasnamakan lowongan pekerjaan. Yang jelas pekerjaannya harulah jujur dan halal, agar kelak uang atau upah yang kita dapat menjadi lebih barokah dan bermanfaat.

    MEMILIKI KEAHLIAN
Memiliki keahlian yang lebih pastinya dapat menjadi sebuah nilai plus bagi modal kita untuk bekerja. Dengan keahlian yang dimiliki kita dapat memperoleh pekerjaan yang lebih baik lagi. Yang jelas keahlian yang dimiliki haruslah sesuai dengan pekerjaannya.



MENIKAH
    FISIK
Sebelum melakukan pernikahan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan seperti masalah fisik. Alangkah baiknya bila kita memilih pasangan hidup itu yang sehat fisiknya. Baik itu secara lahiriah maupun secara keseluruhan (dengan keseluruhan anggota tubuh). Mengapa fisik menjadi salah satu hal yang penting? Ini karena bila perempuan akan memilih laki-laki ataupun sebaliknya maka perlu untuk mengetahui mengenai keadaaan fisik dari calon pasangan yang akan kita nikahi, supaya nanti ketika setelah menikah tidak ada yang saling menyalahkan karena masalah fisik.
Baiknya pasangan yang akan menikah itu melakukan general check up untuk mengetahui mengenai kesehatan dari masing-masing orang. Takutnya bila ada seorang (baik perempuan/laki-laki) yang secara lahiriah dia sehat, namun ternyata setelah di check up diketahui ada penyakit yang bisa menular bila menikah nanti yang bisa ditularkan ke istri atau anaknya atau masalah kesuburan, maka sebaiknya di pertimbangkan walaupun kita sangat menyukai dan keluarga pun telah menyetujui orang yang akan dipilih. Namun bila kedua orang yang akan menikah tersebut setelah di check up dalam keadaan sehat, maka salah satu hal telah diselesailkan/dilalui. Bagi perempuan, sebelum menikah baiknya melakukan imunisasi pra pernikahan (Catin <Calon Pengantin>) di Puskesmas atau bidan, maksimal seminggu sebelum menikah.
Bentuk lain dari persiapan fisik adalah persiapan fisik ketika akan menikah. Dikarenakan banyak aktivitas yang harus dilakukan dalam rangka mempersiapkan pernikahan, jangan sampai badan mengalami kelelahan/stress yang akan mengganggu waktu pelaksanaan pernikahan. Jadi perlu dijaga dengan baik, bila perlu hindari diet yang berlebihan dan jaga dengan makan yang teratur, bila perlu dibantu dengan suplemen atau vitamin untuk menjaga daya tahan tubuh.
    PSIKIS
Pernikahan bukanlah sebuah hal yang mudah, banyak persiapan yang perlu diperhatikan untuk melakukan pernikahan. Persiapan psikis (mental) merupakan faktor yang tidak kalah pentingnya dalam pernikahan. Tanpa adanya persiapan mental yang matang banyak orang yang akan melakukan pernikahan bahkan yang sudah menikah sering mengalami berbagai permasalah. Pernikahan di usia yang muda terkadang akan menimbulkan beban mental yang cukup berat. Hal ini dikarenakan tingkat kedewasaan yang masih kurang yang bisa menyebabkan berbagai masalah nantinya.
Pernikahan merupakan penyatuan dua manusia dengan sifat dan sikap yang berbeda. Perbedaan yang dimiliki oleh pasangan bila belum saling memahami biasanya menimbulkan masalah ketika sudah berkeluarganya. Maka dari itu persiapan psikis perlu dilakukan untuk bisa menerima dan mengerti perbedaan dari pasangan. Biasanya bila pernikahan yang dilakukan pada usia yang masih muda apalagi remaja, maka akan banyak permasalahan yang muncul yang dikarenakan belum matangnya tingkat kedewasaan dari kedua belah pihak. Untuk pasangan yang seusia pun sama, akan ada permasalahan yang sering muncul. Baiknya yang akan melakukan pernikahan itu berada dalam usia yang matang baik itu perempuan ataupun laki-laki. Untuk perempuan, sekarang ini dikatakan dewasa atau matang untuk usia menikah ada pada usia 20-30 tahun-an. Bagi laki-laki usia 25 tahun ke atas. Namun tidak menutup kemungkinan ada pernikahan yang dilakukan dibawah usia-usia tersebut, hanya yang perlu diperhatikan adalah mengenai pernikahan yang boleh dan diakui oleh negara diatur dalam UU perkawinan yang membatasi usia minimal pasangan yang akan menikah (perempuan 18 tahun, laki-laki 20 tahun).
Ada hal lain pula yang berkenaan dengan masalah psikis, yakni mental menjelang pernikahan. Biasanya ada sindrom yang menghantui para calon pengantin, apalagi untuk perempuan yakni masalah MP (malam pertama), dan kadang ada yang sampai stress menjelang pernikahan akibat persiapan pernikahannya. Baiknya bila akan menikah, hadapi dengan tenang supaya tidak menimbulkan stress. Bila ada cerita-cerita yang membuat kita merasa takut atau was-was, baiknya bicarakan dengan orang tua atau yang kita percaya (baiknya orang yang sudah menikah supaya mengerti kekhawatiran kita).
    MATERIAL
Dalam menghadapi pernihakan, ada hal yang perlu untuk dipenuhi yakni masalah biaya atau materi. Pihak perempuan atau laki-laki sama-sama perlu untuk mempersiapkan materi. Pihak perempuan, biasanya memerlukan untuk melaksanakan pesta pernikahannya, bagi laki-laki untuk mas kawin dan seserahan. Namun sebenarnya pesta pernikahan itu tidaklah selalu harus ada dan mewah, itu biasanya disesuaikan dengan kemampuan dari para calon pengantin dan keluarganya. Dalam agama pun tidak diharuskan untuk melakukan pesta yang besar/mewah, yang ada juga masyarakat sekitar mengetahui. Namun karena kebiasaan dan adat dalam masyarakat kita yang membiasakan untuk mengadakan pesta pernikahan, maka perlu diperhitungkan dan disiapkan materinya.
Lalu bagai mana kehidupan kita setelah melaksanakan pernikahan? Perlu diketahui bahwa kesiapan materi (uang) tidak lah hanya saat mau melaksanakan pernikahan akan tetapi justru saat kita dalam status menikah. Seorang laki-laki (suami) harus dapat memberikan nafkah yang cukup bagi istri dan anak-anaknya. Kewajiban tersebut sangatlah penting bagi terjaganya keharmonisan rumah tangga.


Senin, 05 Maret 2012

Pengertian Bimbingan dan Konseling

Bimbingan dan konseling berasal dari dua kata yaitu bimbingan dan konseling. Bimbingan merupakan terjemahan dari guidance yang didalamnya terkandung beberapa makna. Sertzer & Stone (1966:3) menemukakan bahwa guidance berasal kata guide yang mempunyai arti to direct, pilot, manager, or steer (menunjukkan, menentukan, mengatur, atau mengemudikan).
Prayitno dan Erman Amti (2004:99) mengemukakan bahwa bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku. Sementara, Winkel (2005:27) mendefenisikan bimbingan: (1) suatu usaha untuk melengkapi individu dengan pengetahuan, pengalaman dan informasi tentang dirinya sendiri, (2) suatu cara untuk memberikan bantuan kepada individu untuk memahami dan mempergunakan secara efisien dan efektif segala kesempatan yang dimiliki untuk perkembangan pribadinya, (3) sejenis pelayanan kepada individu-individu agar mereka dapat menentukan pilihan, menetapkan tujuan dengan tepat dan menyusun rencana yang realistis, sehingga mereka dapat menyesuaikan diri dengan memuaskan diri dalam lingkungan dimana mereka hidup, (4) suatu proses pemberian bantuan atau pertolongan kepada individu dalam hal memahami diri sendiri, menghubungkan pemahaman tentang dirinya sendiri dengan lingkungan, memilih, menentukan dan menyusun rencana sesuai dengan konsep dirinya dan tuntutan lingkungan.

I. Djumhur dan Moh. Surya, (1975:15) berpendapat bahwa bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan yang terus menerus dan sistematis kepada individu dalam memecahkan masalah yang dihadapinya, agar tercapai kemampuan untuk dapat memahami dirinya (self understanding), kemampuan untuk menerima dirinya (self acceptance), kemampuan untuk mengarahkan dirinya (self direction) dan kemampuan untuk merealisasikan dirinya (self realization) sesuai dengan potensi atau kemampuannya dalam mencapai penyesuaian diri dengan lingkungan, baik keluarga, sekolah dan masyarakat. Dalam Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah dikemukakan bahwa “;;Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada peserta didik dalam rangka menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan masa depan”;;.

Berdasarkan pengertian di atas dapat dipahami bahwa bimbingan pada prinsipnya adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seorang atau beberapa orang individu dalam hal memahami diri sendiri, menghubungkan pemahaman tentang dirinya sendiri dengan lingkungan, memilih, menentukan dan menyusun rencana sesuai dengan konsep dirinya dan tuntutan lingkungan berdasarkan norma-norma yang berlaku.

Sedangkan konseling menurut Prayitno dan Erman Amti (2004:105) adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang sedang mengalami sesuatu masalah (disebut klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien. Sejalan dengan itu, Winkel (2005:34) mendefinisikan konseling sebagai serangkaian kegiatan paling pokok dari bimbingan dalam usaha membantu konseli/klien secara tatap muka dengan tujuan agar klien dapat mengambil tanggung jawab sendiri terhadap berbagai persoalan atau masalah khusus.

Berdasarkan pengertian konseling di atas dapat dipahami bahwa konseling adalah usaha membantu konseli/klien secara tatap muka dengan tujuan agar klien dapat mengambil tanggung jawab sendiri terhadap berbagai persoalan atau masalah khusus. Dengan kata lain, teratasinya masalah yang dihadapi oleh konseli/klien.